LEGENDA SIPIL

Blog ini Berbagi Informasi dan Berdiskusi Tentang Ilmu Teknik Sipil

Ruang Lingkup Teknik Sipil

Teknik sipil mempunyai ruang lingkup yang luas, di dalamnya pengetahuan matematika, fisika, kimia, biologi, geologi, lingkungan hingga komputer mempunyai peranannya masing-masing.

Struktual

Cabang yang mempelajari masalah struktural dari materi yang digunakan untuk pembangunan. Sebuah bentuk bangunan mungkin dibuat dari beberapa pilihan jenis material seperti baja, beton, kayu, kaca atau bahan lainnya.

Hidrologi

Cabang yang mempelajari air, distribusi, pengendalian dan permasalahannya. Mencakup bidang ini antara lain cabang ilmu hidrologi air (berkenaan dengan cuaca, curah hujan, debit air sebuah sungai dsb), hidrolika (sifat material air, tekanan air, gaya dorong air dsb) dan bangunan air seperti pelabuhan, irigasi, waduk/bendungan(dam), kanal.

Manajemen Konstruksi

Cabang yang mempelajari masalah dalam proyek konstruksi yang berkaitan dengan ekonomi, penjadwalan pekerjaan, pengembalian modal, biaya proyek, semua hal yang berkaitan dengan hukum dan perizinan bangunan hingga pengorganisasian pekerjaan di lapangan sehingga diharapkan bangunan tersebut selesai tepat waktu.

Jumat, 03 April 2015

CARA MEMBUAT SHAPEFILE DARI DATA TABEL DENGAN ARCGIS

Dalam GIS, membuat shapefile dari sebuah data table dapat dilakukan dengan berbagai software GIS salah satu nya adalah ArcGiS. Untuk membuat shapefile dari sebuah data table, pastikan data tersebut mempunyai nilai koordinatnya (terserah jenis proyeksinya yang penting ada X dan Y nya) kalo ada Z juga gak papa sih.. kekekeke..
Yaudah langsung aja lah ya..
1. Langkah pertama yaitu save as data menjadi format *xls (tapi yang 97- 2003) atau format *dbf.
2. Buka ArcGis, lalu Add data tabelnya. Setelah di add, cek attribute tabelnya.
3. Setelah dicek, langsung go to klimaks nya yaitu klik kanan pada data table > Display XY data.
 4. Sesuaikan kolom koordinat. X untuk horizontal, Y untuk Vertikal. Jangan lupa untuk memasukkan jenis proyeksinya. kalo data saya pake koordinat UTM itu. Jika sudah klik OK.
 5. (tuh kan muncul titik- titiknya). Tapi titik- titik tersebut belum menjadi shapefile. Untuk menjadikannya ke shapefile harus di ekspor terlebih dahulu. Caranya sbb : klik kanan > Data > eksport data.


6. Akan muncul kotak dialog eksport. Pilih tempat penyimpanan file, setelah itu klik OK.


7. Nah kan… jadi deh titik- titik dari data table tadi yang sudah berbentuk Shapefile… hehe… Gampang kan..



jadi, itulah akhir dari ceritanya, si data tabel yang ribet berubah menjadi titik – titik shapefile,





Daftar SNI Bidang Konstruksi Dan Bangunan

Download SNI Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan dibidang Sipil.
  1. SNI DT-91-0006-2007 – Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah. (download)
  2. SNI DT-91-0007-2007 – Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi. (download)
  3. SNI DT-91-0008-2007 – Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton. (download)
  4. SNI DT-91-0009-2007 – Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding. (download)
  5. SNI DT-91-0010-2007 – Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran. (download)
  6. SNI DT-91-0011-2007 – Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu. (download)
  7. SNI DT-91-0012-2007 – Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup lantai dan dinding. (download)
  8. SNI DT-91-0013-2007 – Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit. (download)
  9. SNI DT-91-0014-2007 – Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium. (download).

sumber: wancik.wordpress.com

Klasifikasi Jalan Raya Menurut Ramainya Lalu-Lintas

Suatu jalan raya yang mempunyai banyak jalur lalu-lintas itu tergantung pada kecepatan kendaraan-kendaraan masih harus dibagi lagi dalam beberapa jalur lalu-lintas, yaitu jalur-jalur lalu-lintas lambat dan jalur-jalur lalu-lintas cepat.

Jalur-jalur lalu-lintas cepat itu dibagi lagi menurut kecepatan kendaraan- kendaraan yang melaluinya dalarn beberapa gulongan yaitu:

1. Jalur lalu-lintas untuk. 40 km/jam.
2. Jalur lalu-lintas untuk 50 km/jam.
3. Jalur lalu-lintas untuk 60 krn/jam ke atas.

Oleh karena itu, pada perencanaan pembuatan suatu jalan harus dapat rnenjangkau perkembangan lalu-lintas untuk sesuatu waktu yang tertentu dikemudian hari tanpa ada perbaikan yang berarti, misalnya dapat mencapai umur rencana 15-20 tahun yang mendatang.

Umur rencana jalan adalah jangka waktu sejak jalan itu dibuka hingga saat diperlukan perbaikan berat atau telah dianggap perlu untuk memberi lapisan pengerasan baru. Ramainya lalu-lintas kendaraan yang melewati sesuatu jalan itu dapat diteliti dengan menghitung jumlah (volume) kendaraan yang lewat sesuai dengan masing-masing jenis kendaraan.

Pekerjaan penelitian ini dilakukan tiap-tiap hari selama 24 jam terus-menerus selama jangka waktu yang tertentu misalnya sdanra 2 minggu berturut-turut. Angka-angka yang menunjukkan hasil penelitian (pencatatan) jumlah kendaraan yang lewat itu disebut "Lalu-lintas Harian Rata-rata" disingkat L.H.R..

Karena beraneka ragam jenis-jenisnya kendaraan maka diadakan suatu angka perbandingan antara jenis-jenis kendaraan itu. Untuk mobil penumpang/sepeda-motor disebut "Satuan Mobil Penumpang" disingkat S.M.P. yang besar angka perbandingannya ditetapkan sama dengan satu. Besar angka-angka perbandingan untuk kendaraan jenis lainnya dapat dibaca pada Tabel 2.1. di awal

Bila suatu jalan terdapat berbagai jenis kcndaraan dengan jurnlah yang berbeda, maka dengan angka perbandingan pada Tabel 2.1 dibuat daftar yang akan menghasilkan angka "S.M.P."-nya.

Sistem Informasi Geografis SIG

Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem yang menggunakan komputer sebagai perangkat untuk menyimpan dan memanipulasi informasi yang berhubungan dengan keruangan. SIG tidak berbeda dengan sistem informasi lainya, akan tetapi SIG memiliki kelebihan yang membedakan dengan sistem informasi lainnya, yaitu SIG bukan saja mampu menangani data atribut (kualitatif dan kuantitatif) akan tetapi sekaligus mampu menangani data spasial yang berwujud titik garis dan poligon. Kelebihan ini menjadikan SIG memiliki prospek pengembangan dan pemakaian yang lebih potensial sebagai sistem pengambilan keputusan untuk berbagai aplikasi.

Sistem Informasi Geografik diuraikan menjadi beberapa subsistem berdasarkan pada pengertian tersebut (Prahasta, 2002) yaitu:
1.      Data Input
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggungjawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan format data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG.
2.      Data Output
Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti: tabel, grafik,peta, dan lain-lain.
3.      Data Management
Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil,di-update, dan di-edit.
4.      Data Manipulation and Analysis
Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
Secara umum SIG berfungsi sebagai berikut (Prahasta, 2002):
1.      Untuk melakukan sejumlah operasi atau perhitungan.
2.      Untuk display (seperti layer peta, warna, ukuran, bentuk dan lain-lain)
3.      Untuk kompilasi database non-spasial
4.      Untuk memuat hubungan-hubungan keruangan (spasial)
5.   Untuk membuat peta tematik dan peta arahan yang berguna untuk perencanaan pembangunan wilayah.
Sistem Informasi Geografik mempunyai aturan umum dan ketentuan-ketentuan yang terdiri dari beberapa elemen :
1.      Mempunyai sejumlah besar data,yaitu data spasial dan non spasial.
2.    Pengolahan data dilakukan secara numerik (yaitu dengan data digital) dan logik (dengan logika matematika) terhadap data tersebut.
3.      Keseragaman bentuk seleksi (struktur data atau file-file)
4. Kemampuan dari SIG untuk melaksanakan beberapa fungsi seperti pengumpulan data, penyimpanan, pemanggilan kembali, analisis, serta otomatisasi pemetaan.


PERKEMBANGAN BAJA

Menurut penelitian jumlah konsumsi baja suatu bangsa dapat dijadikan indikator tingkat kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Negara-negara maju umumnya mengonsumsi 700 kilogram baja per jiwa per tahun. Masyarakat Indonesia baru mengonsumsi 20 kilogram per jiwa. Ini berarti baja masih belum dirasakan keberadaannya oleh masyarakat Indonesia.

Baja dengan nilai ekonomi tinggi dan berfungsi vital masih belum mendapat perhatian dengan baik oleh pemerintah. Maka, daya dukung baja terhadap kinerja dan performan proses produksi sangat lemah. Dampaknya, produk-produk Indonesia belum bisa berkompetisi dengan produk dari negara lain baik dalam jumlah produksi, kualitas, dan ketepatan waktu penyebarannya.
Indonesia yang dikenal kaya sumber daya alam harus mengimpor 100 persen bahan baku baja (pellet) dan 60-70 persen scrap baja untuk keperluan industri bajanya. Ini masih ditambah teknologi pengolahan baja yang tidak efisien karena menggunakan sumber energi gas yang semakin meningkat harganya serta teknologi yang masih tergantung kepada negara pemberi lisensinya.

Dari hasil survei, diketahui bahwa cadangan bijih besi di Indonesia berjumlah cukup besar dan tersebar di beberapa pulau, seperti Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Irian Jaya dengan total melebihi 1.300 juta ton, meskipun dengan kadar kandungan besi yang masih rendah antara 35-58 persen Fe. Sementara itu, bahan pendukung, seperti batu bara dan kapur, juga melimpah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Cadangan ini dapat memenuhi konsumsi besi baja dalam negeri sekitar 2,5 ton per jiwa. Berarti Indonesia punya modal menjadi masyarakat berbasis industri.

Permasalahannya hanyalah bagaimana menciptakan teknologi peleburan bijih besi yang sedikit lebih rendah kadar besinya. Pemerintah harus segera membentuk tim khusus pengembangan teknologinya. Kalau Jepang yang di masa Perang Dunia II tak punya bijih besi kini mampu berkembang, Indonesia tentu bisa lebih baik.
Dewasa ini, pengembangan teknologi manufaktur besi baja sudah sangat berkembang di beberapa negara maju, tinggal bagaimana mentransfer atau "mencuri" teknologi tersebut dan diterapkan di Indonesia.

Cara menentukan luas DAS


Pekerjaan sarjana teknik sipil tidak hanya tertuju pada bangunan gedung dan jalan raya saja. Tetapi juga meliputi bangunan air, seperti membangun jaringan irigasi, bendungan dan lain sebagainya. Pekerjaan yang demikian disebut pekerjaan hidroteknik, yaitu pekerjaan teknik sipil yang berhubungan dengan air.
Dalam merencanakan jaringan irigasi dan bangunan air, perlu ditinjau data hidrologi. Data hidrologi yang paling awal dibutuhkan adalah menentukan luas daerah aliran sungai (DAS), untuk mengetahui banyaknya air (debit air) yang tersedia. Besarnya DAS sangat menetukan besarnya debit yang dihasilkan oleh suatu sungai.
Langkah – langkah menentukan daerah aliran sungai (DAS) akan disajikan berikut ini :
  • Sediakan peta topografi.
Peta topografi yang digunakan untuk menentukan luas DAS adalah peta topografi dengan skala 1 : 50000. Peta ini dapat diperoleh dari Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), atau dapat juga diperoleh dari dinas pengairan suatu wilayah.
  • Tentukan luas DAS yang diinginkan.
Luas DAS yang diinginkan  maksudnya luas DAS yang dibutuhkan untuk memenuhi debit air yang sesuai dengan kebutuhan irigasi.
  • Perhatikan Sungai Utama.
Sungai utama adalah sungai besar yang terhubung dengan beberapa anak sungai. Anak sungai akan membantu mengalirkan air ke sungai utama.
  • Menggambar daerah aliran sungai (DAS).
Menggambarkan DAS diawali dengan mengetahui bahwa bentuk suatu DAS berupa kuali yang berukuran besar. Artinya DAS adalah suatu luasan untuk menampung air yang akan dialirkan ke sungai. Menggambarkan DAS didahului dengan mencari ujung anak-anak sungai, kemudian ditarik garis dengai mengikuti kontur pada peta topografi. Didalam sebuah DAS tidak boleh terdapat gunung. Maka suatu DAS dibatasi oleh punggung-punggung gunung.
  • Tentukan letak bendung.
Sesuai dengan luasan DAS yang diinginkan, maka letak bendung dapat ditentukan. Bendung terletak pada sungai utama.
oleh: Juliana Frisaini

PENGANTAR TEKNIK SIPIL

Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia.
Teknik sipil mempunyai ruang lingkup yang luas, di dalamnya pengetahuan matematika, fisika, kimia, biologi, geologi, lingkungan hingga komputer mempunyai peranannya masing-masing. Teknik sipil dikembangkan sejalan dengan tingkat kebutuhan manusia dan pergerakannya, hingga bisa dikatakan ilmu ini bisa mengubah sebuah hutan menjadi kota besar.

Cabang-cabang ilmu teknik sipil

  • Struktural: Cabang yang mempelajari masalah struktural dari materi yang digunakan untuk pembangunan. Sebuah bentuk bangunan mungkin dibuat dari beberapa pilihan jenis material seperti baja, beton, kayu, kaca atau bahan lainnya. Setiap bahan tersebut mempunyai karakteristik masing-masing. Ilmu bidang struktural mempelajari sifat-sifat material itu sehingga pada akhirnya dapat dipilih material mana yang cocok untuk jenis bangunan tersebut. Dalam bidang ini dipelajari lebih mendalam hal yang berkaitan dengan perencanaan struktur bangunan, jalan, jembatan, terowongan dari pembangunan pondasi hingga bangunan siap digunakan.
  • Geoteknik: Cabang yang mempelajari struktur dan sifat berbagai macam tanah dan batuan dalam menopang suatu bangunan yang akan berdiri di atasnya. Cakupannya dapat berupa investigasi lapangan yang merupakan penyelidikan keadaan-keadaan tanah suatu daerah, penyelidikan laboratorium serta perencanaan konstruksi tanah dan batuan, seperti: timbunan (embankment), galian (excavation), terowongan tanah lunak (soft soil tunnel), terowongan batuan (rock/mountain tunnel), bendungan tanah/batuan (earth dam, rock fill dam), dan lain-lain.
  • Manajemen Konstruksi: Cabang yang mempelajari masalah dalam proyek konstruksi yang berkaitan dengan ekonomi, penjadwalan pekerjaan, pengembalian modal, biaya proyek, semua hal yang berkaitan dengan hukum dan perizinan bangunan hingga pengorganisasian pekerjaan di lapangan sehingga diharapkan bangunan tersebut selesai tepat waktu.
  • Hidrologi: Cabang yang mempelajari air, distribusi, pengendalian dan permasalahannya. Mencakup bidang ini antara lain cabang ilmu hidrologi air (berkenaan dengan cuaca, curah hujan, debit air sebuah sungai dsb), hidrolika (sifat material air, tekanan air, gaya dorong air dsb) dan bangunan air seperti pelabuhan, irigasi, waduk/bendungan(dam), kanal.
  • Teknik Lingkungan: Cabang yang mempelajari permasalahan-permasalahan dan isu lingkungan. Mencakup bidang ini antara lain penyediaan sarana dan prasarana air besih, pengelolaan limbah dan air kotor, pencemaran sungai, polusi suara dan udara hingga teknik penyehatan.
  • Transportasi: Cabang yang mempelajari mengenai sistem transportasi dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Mencakup bidang ini antara lain konstruksi dan pengaturan jalan raya, konstruksi bandar udara, terminal, stasiun dan manajemennya.
  • Informatika Teknik Sipil: Cabang baru yang mempelajari penerapan Komputer untuk perhitungan/pemodelan sebuah sistem dalam proyek Pembangunan atau Penelitian. Mencakup bidang ini antara lain dicontohkan berupa pemodelan Struktur Bangunan (Struktural dari Materi atau CAD), pemodelan pergerakan air tanah atau limbah, pemodelan lingkungan dengan Teknologi GIS (Geographic information system).
Keluasan cabang dari teknik sipil ini membuatnya sangat fleksibel di dalam dunia kerja. Profesi yang didapat dari seorang ahli bidang ini antara lain: perancangan/pelaksana pembangunan/pemeliharaan prasarana jalan, jembatan, terowongan, gedung, bandar udara, lalu lintas (darat, laut, udara), sistem jaringan kanal, drainase, irigasi, perumahan, gedung, minimalisasi kerugian gempa, perlindungan lingkungan, penyediaan air bersih, survey lahan, konsep finansial dari proyek, manajemen projek dsb. Semua aspek kehidupan tercangkup dalam muatan ilmu teknik sipil.
Perbedaan dari arsitek, terletak pada posisi ahli teknik sipil dalam sebuah proyek. Arsitek menyumbangkan rancangan, ide, kemungkinan pelaksanaan pembangunan di atas kertas. Hasil rancangan tersebut diserahkan selanjutnya kepada staf ahli bidang teknik sipil untuk pelaksanaan pembangunan. Tahapan ini, ahli teknik sipil melakukan perbaikan/saran dari pelaksanaan perencanaan, koordinasi dalam proyek, mengamati jalannya proyek agar sesuai dengan perencanaan. Selain itu, ahli teknik sipil juga membangun konsep finansial dan manajemen proyek atas hal-hal yang memengaruhi jalannya proyek.
Ahli teknik sipil tidak hanya berurusan dengan pembangunan sebuah proyek bangunan, tetapi di bidang lain seperti yang berkaitan dengan informatika, memungkinkan untuk memodelisasi sebuah bentuk dengan bantuan program CAD, pemodelan kerusakan akibat gempa, banjir. Hal ini sangat penting di negara maju sebagai tolak ukur kelayakan pembangunan sebuah bangunan vital yang mempunyai risiko dapat menelan korban banyak manusia seperti reaktor nuklir atau bendungan, jika terjadi kegagalan perencanaan teknis. Rancangan bangunan tersebut biasanya dimodelkan dalam komputer dengan diberikan faktor-faktor ancaman bangunan tersebut seperti gempa dan keruntuhan struktur material. Peran ahli teknik sipil juga masih berlaku walaupun fase pembangunan sebuah gedung telah selesai, seperti terletak pada pemeliharaan fasilitas gedung tersebut.

Source : Wikipedia